Jika kita perhatikan beberapa hari ini, pagi-pagi banyak sekali anak-anak sekolah dengan dandanan aneh-aneh.
yah, ini sudah menjadi bagian dari tradisi dunia pendidikan Indonesia.
MOS atau Masa Orientasi Sekolah sudah menjadi seperti 'ritual' yang harus dilakukan sebelum mereka memulai kegiatan belajar.
Biasanya ini berlangsung selama satu minggu.
Pertanyaannya, masih pentingkah ini dilaksanakan?
Berkaca dari adik saya yang baru masuk SMK tahun ini dan sekarang dia pun sedang 'menjalani ritual' ini, saya rasa ini tidak perlu ada.
Kenapa? semenjak adik saya dinyatakan lolos, kami harus segera melunasi pembayaran biaya masuk yang bagi kami nominalnya sangat besar, melunasi ini saja membuat kami kelabakan. setelah itu adik saya harus mengikuti MOS selama satu minggu, yang hari pertama nya saja sudah menghabiskan uang lebih dari 50ribu, apa yang dibeli menurut saya sama sekali tidak penting.
Apakah ini hanya ajang balas dendam saja antara senior pada junior atau kakak kelas pada adik kelasnya?
Beberapa sekolah mengganti istilah MOS dengan MPLS atau Masa Pengenalan Ligkungan Sekolah.
Tapi ternyata hanya namanya saja yang berganti, 'ritual' di dalamnya sama saja seperti sebelum-sebelumnya.
MPLS, sesuai dengan namanya. Saya kira tidak perlu berlangsung selama satu minggu.
Bukankah tiga hari juga cukup? toh hanya memperkenalkan lingkungan sekolah pada siswa-siswi baru. Dan para orang tua pun tak harus mengeluarkan biaya tambahan. Dan anak-anak sebagai peserta MPLS tak lagi harus ketakutan setiap hari nya oleh para senior mereka dengan banyak sekali hukuman dll.
Semoga pihak sekolah dan pemerintah bisa lebih bijak lagi menyikapi masalah ini.
Read more >>
yah, ini sudah menjadi bagian dari tradisi dunia pendidikan Indonesia.
MOS atau Masa Orientasi Sekolah sudah menjadi seperti 'ritual' yang harus dilakukan sebelum mereka memulai kegiatan belajar.
Biasanya ini berlangsung selama satu minggu.
Pertanyaannya, masih pentingkah ini dilaksanakan?
Berkaca dari adik saya yang baru masuk SMK tahun ini dan sekarang dia pun sedang 'menjalani ritual' ini, saya rasa ini tidak perlu ada.
Kenapa? semenjak adik saya dinyatakan lolos, kami harus segera melunasi pembayaran biaya masuk yang bagi kami nominalnya sangat besar, melunasi ini saja membuat kami kelabakan. setelah itu adik saya harus mengikuti MOS selama satu minggu, yang hari pertama nya saja sudah menghabiskan uang lebih dari 50ribu, apa yang dibeli menurut saya sama sekali tidak penting.
Apakah ini hanya ajang balas dendam saja antara senior pada junior atau kakak kelas pada adik kelasnya?
Beberapa sekolah mengganti istilah MOS dengan MPLS atau Masa Pengenalan Ligkungan Sekolah.
Tapi ternyata hanya namanya saja yang berganti, 'ritual' di dalamnya sama saja seperti sebelum-sebelumnya.
MPLS, sesuai dengan namanya. Saya kira tidak perlu berlangsung selama satu minggu.
Bukankah tiga hari juga cukup? toh hanya memperkenalkan lingkungan sekolah pada siswa-siswi baru. Dan para orang tua pun tak harus mengeluarkan biaya tambahan. Dan anak-anak sebagai peserta MPLS tak lagi harus ketakutan setiap hari nya oleh para senior mereka dengan banyak sekali hukuman dll.
Semoga pihak sekolah dan pemerintah bisa lebih bijak lagi menyikapi masalah ini.









